Kentang
itu beracun, namun tingkat racun (sianida) yang paling tinggi terdapat
pada kulit kentang. Untuk mengolahnya kentang harus direndam dulu,
dikeringkan baru digoreng
Kentang goreng atau bisa disebut french fries dapat menyebabkan penyakit kanker
|
Tak disangka,
kerenyahan dan sensasi pada irisan memanjang kentang goreng ini ternyata
dapat meningkatkan risiko pengidap dan menyebabkan penyakit kanker.
Potensi pengidap penyakit mematikan ini terutama pada penderita wanita
muda. Untuk itu harus waspada.
Demikian yang dijelaskan, dr. Cosphiadi Irawan, SpPD K-HUM dari Rumah Sakit Kanker Dharmais. Terbentuknya penyakit kanker tersebut berasal dari cara menggoreng dan suhu disaat menggoreng kentang.
"Terjadinya kanker dalam tubuh itu bisa dikaitkan dari cara penggorengan dan suhu disaat menggoreng, tetapi perlu diingat tidak semua orang yang memakan kentang goreng akan timbul penyakit kanker," katanya kepada skalanews di Jakarta pada Minggu (4/9).
Cosphiadi menambahkan semuanya tergantung, apakah dalam penggorengannya Karsinogenik (zat pemicu kanker) timbul. Karena di dalamnya ada kandungan bahan kimia, obat-obatan, radiasi dan virus. Bahan-bahan tersebut yang dapat menyebabkan timbulnya kanker, untuk itu diperlukan penjelasan tambahan oleh pakar gizi.
Pendapat senada datang dari Dr. drh. Yvonne Magdalena, SU, Dosen Gizi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia bahwa membenarkan kentang goreng beracun, namun tingkat racun (sianida) yang paling tinggi terdapat pada kulit kentang.
"Penelitian tentang kentang goreng itu benar, karena terdapatnya racun sianida. Untuk itu perlu dilakukan cara teknik yang baik dalam pengolahan kentang goreng tersebut.
Caranya, kentang harus direndam dulu, dikeringkan baru digoreng. “Hal ini agar racun dalam kentang keluar dan waktu digoreng lapisan dalam kentang sudah matang atau tidak mentah," paparnya. (dip)
Demikian yang dijelaskan, dr. Cosphiadi Irawan, SpPD K-HUM dari Rumah Sakit Kanker Dharmais. Terbentuknya penyakit kanker tersebut berasal dari cara menggoreng dan suhu disaat menggoreng kentang.
"Terjadinya kanker dalam tubuh itu bisa dikaitkan dari cara penggorengan dan suhu disaat menggoreng, tetapi perlu diingat tidak semua orang yang memakan kentang goreng akan timbul penyakit kanker," katanya kepada skalanews di Jakarta pada Minggu (4/9).
Cosphiadi menambahkan semuanya tergantung, apakah dalam penggorengannya Karsinogenik (zat pemicu kanker) timbul. Karena di dalamnya ada kandungan bahan kimia, obat-obatan, radiasi dan virus. Bahan-bahan tersebut yang dapat menyebabkan timbulnya kanker, untuk itu diperlukan penjelasan tambahan oleh pakar gizi.
Pendapat senada datang dari Dr. drh. Yvonne Magdalena, SU, Dosen Gizi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia bahwa membenarkan kentang goreng beracun, namun tingkat racun (sianida) yang paling tinggi terdapat pada kulit kentang.
"Penelitian tentang kentang goreng itu benar, karena terdapatnya racun sianida. Untuk itu perlu dilakukan cara teknik yang baik dalam pengolahan kentang goreng tersebut.
Caranya, kentang harus direndam dulu, dikeringkan baru digoreng. “Hal ini agar racun dalam kentang keluar dan waktu digoreng lapisan dalam kentang sudah matang atau tidak mentah," paparnya. (dip)
sumber : skalanews.co.id
Peneliti Stockholm University dan National Food Administration (NFA)
Swedia menyimpulkan sebuah penelitian tentang potensi karsinogenik
kentang goreng melalui senyawa yang terkandung bila kentang digoreng,
dipangang atau dibakar dalam suhu tinggi.
Senyawa tersebut dikenal dengan istilah kimia acrylamide, ditemukan
pertama kali tahun 50-an, dan terbukti berbahaya bagi kesehatan dan
mengandung racun yang sekaligus bersifat karsinogenik (memicu kanker
dari kentang goreng).
Zat kimia akrilamide yang biasanya ditemukan pada kentang goreng, kripik kentang, dan bahkan roti serta kopi, adalah penyebab kanker pada penyebab kanker pada manusia.
Zat ini biasanya digunakan untuk kosmetik, plastik, dan pembungkusan makanan. Beberapa tahun lalu, juga ditemukan bahwa rokok.
Parahnya lagi, pada 2002 beberapa ahli menemukan zat ini juga terkandung di beberapa bahan makanan, terutama yang digoreng dan dipanggang.
"Komponen ini ditemukan sejak manusia mulai memasak dengan api," jelas Roger Clemens, DrPH, seorang profesor dan ahli nutrisi dari University of Southern California.
Tidak jelas juga apakan porsi diet juga bisa mengurangi efek buruk akrilamide.
Demi menjawab pertanyaan ini, periset dari Maastricht University asal Belanda melakukan riset besar mengenai diet dan kanker yang dimulai pada 1986. Sebanyak 121.000 partisipan berusia 55-70 tahun dilibatkan dengan memberikan kuisioner tentang kebiasaan mereka. Tujuannya untuk menghitung konsumsi akrilamide.
Setelah 13 tahun berlalu, sebanyak 339 menderita kanker ginjal, 1.210 menderita kanker kandung kemih, dan 2.246 menderita kanker prostat. Rata-rata, seseorang mengkonsumsi 22 mikrogram akrilamide setiap harinya. Perlu diketahui bahwa 1,25 ons kentang goreng mengandung 25 mikrogram zat tersebut.
Risiko ini semakin tinggi bagi mereka yang perokok. Orang yang paling banyak mengkonsumsi zat ini memiliki risiko terkena kanker ginjal 59% lebih tinggi ketimbang mereka yang sedikit mengkonsumsinya.
"Kami berharap bisa menemukan jenis kanker lainnya," kata Janneke G Hogervorst, seorang periset.
Sehingga mereka bisa melanjutkan riset dan menemukan lebih banyak lagi. Namun banyak ahli lain mengkritik riset mereka yang mereka katakan bisa memusingkan publik.
Walaupun begitu FDA melaporkan sebanyak 100% warga Amerika mengkonsumsi akrilamide walaupun tidak menunjukkan adanya peningkatan konsumsi. Badan POM AS dan WHO menyatakan porsi diet bukanlah penyebab tumor otak, seperti yang terjadi pada hewan percobaan.
Namun, ada baiknya Anda mengurangi konsumsi kentang goreng dan keripik kentang. Sesuaikan konsumsi makanan Anda dengan gaya hidup sehat dan seimbang.
sumber : waspada.co.id
Zat kimia akrilamide yang biasanya ditemukan pada kentang goreng, kripik kentang, dan bahkan roti serta kopi, adalah penyebab kanker pada penyebab kanker pada manusia.
Zat ini biasanya digunakan untuk kosmetik, plastik, dan pembungkusan makanan. Beberapa tahun lalu, juga ditemukan bahwa rokok.
Parahnya lagi, pada 2002 beberapa ahli menemukan zat ini juga terkandung di beberapa bahan makanan, terutama yang digoreng dan dipanggang.
"Komponen ini ditemukan sejak manusia mulai memasak dengan api," jelas Roger Clemens, DrPH, seorang profesor dan ahli nutrisi dari University of Southern California.
Tidak jelas juga apakan porsi diet juga bisa mengurangi efek buruk akrilamide.
Demi menjawab pertanyaan ini, periset dari Maastricht University asal Belanda melakukan riset besar mengenai diet dan kanker yang dimulai pada 1986. Sebanyak 121.000 partisipan berusia 55-70 tahun dilibatkan dengan memberikan kuisioner tentang kebiasaan mereka. Tujuannya untuk menghitung konsumsi akrilamide.
Setelah 13 tahun berlalu, sebanyak 339 menderita kanker ginjal, 1.210 menderita kanker kandung kemih, dan 2.246 menderita kanker prostat. Rata-rata, seseorang mengkonsumsi 22 mikrogram akrilamide setiap harinya. Perlu diketahui bahwa 1,25 ons kentang goreng mengandung 25 mikrogram zat tersebut.
Risiko ini semakin tinggi bagi mereka yang perokok. Orang yang paling banyak mengkonsumsi zat ini memiliki risiko terkena kanker ginjal 59% lebih tinggi ketimbang mereka yang sedikit mengkonsumsinya.
"Kami berharap bisa menemukan jenis kanker lainnya," kata Janneke G Hogervorst, seorang periset.
Sehingga mereka bisa melanjutkan riset dan menemukan lebih banyak lagi. Namun banyak ahli lain mengkritik riset mereka yang mereka katakan bisa memusingkan publik.
Walaupun begitu FDA melaporkan sebanyak 100% warga Amerika mengkonsumsi akrilamide walaupun tidak menunjukkan adanya peningkatan konsumsi. Badan POM AS dan WHO menyatakan porsi diet bukanlah penyebab tumor otak, seperti yang terjadi pada hewan percobaan.
Namun, ada baiknya Anda mengurangi konsumsi kentang goreng dan keripik kentang. Sesuaikan konsumsi makanan Anda dengan gaya hidup sehat dan seimbang.
sumber : waspada.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar